SUKOHARJO — Dunia pendidikan di Kabupaten Sukoharjo terus berkembang dan berdaya saing tinggi. Salah satunya, Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 5 Sukoharjo yang menjadi salah satu SMK Pusat Keunggulan (PK). Program SMK Pusat Keunggulan merupakan program pengembangan SMK dengan kompetensi keahlian tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kinerja SMK. Program ini diperkuat melalui kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha, dunia industri, dan dunia kerja.
“Progres kemajuan yang dicapai di SMK Negeri 5 seiring waktu selalu meningkat, yang pertama di 2023 itu kita mendapatkan SMK Pusat Keunggulan reguler kemudian di tahun 2024 kita mendapatkan kepercayaan menjadi SMK Pusat Keunggulan skema Pemadanan Lanjutan,” kata Kepala sekolah SMK N 5 Sukoharjo Ari Kurniawati, S.Pd M.Pd, Jumat (11/10).
Menurut Ari, program ini luar biasa dampaknya terhadap proses kegiatan belajar-mengajar di sekolah dan juga peningkatan kompetensi guru. Peningkatan kompetensi guru ini sangat penting, pasalnya guru ilmunya harus terupdate sesuai dengan standar industri, sehingga nanti apa yang diajarkan kepada siswa itu ilmunya adalah kekinian sesuai dengan yang distandarkan oleh industri.
“Untuk SMK itu nanti outputnya adalah anak-anak bekerja, berwirausaha dan melanjutkan. Dan ini anak-anak kita create bagaimana nanti anak siap untuk bekerja di industri,” ungkap Ari.
Hingga saat ini, SMK Negeri 5 Sukoharjo telah bekerja sama dengan sejumlah industri-industri besar sebagai implementasi progarm SMK Pusat Keunggulan. Diantaranya yakni PT. Sritex, Nissan Solo Baru, Mitsubishi Sun Motor Solo, Yamaha, PT Estima Solo, kemudian ada BLC Telkom, Luwes Group, Tsabita Bakery.
Kelas Industri adalah merupakan kelas unggulan yang dimiliki oleh SMK N 5 Sukoharjo yaitu Kelas Industri Telkom dari Jurusan TJKT, Kelas Industri Mitsubisih Motor yang dimiliki oleh Jurusan Teknik Ototronik dan Kelas Industri Luwes Group dan Tsabita Bakery yang dimiliki olehJurusan Pemasaran. “Kelas industri ini anak-anak ini memang benar-benar dipersiapkan nanti untuk siap untuk terjun di industri sehingga kita benar-benar mengadop bekerjasama dengan industri untuk mensinkronkan kurikulum pembelajaran yang ada di sekolah dengan apa yang dibutuhkan oleh industri,” bebernya.
Lebih lanjut dikatakan Ari, progres kemampuan siswa peningkatannya sangat signifikan. Karena, peralatannya yang digunakan untuk alat praktek untuk siswa juga meningkat dengan adanya SMK Pusat Keunggulan.
“Minimal kita anak-anak bisa praktek seperti alat yang dipunyai di industri. Anak-anak di samping itu kita belajarkan ke industri melalui PKL sehingga anak-anak terbuka mindsetnya untuk bagaimana sih ketika nanti harus bekerja di industri, kemudian ketika pembelajarannya di industri itu seperti apa,” ungkapnya.
Kemudian, juga yang kita genjot adalah kolaborasi antara guru adaptif dan normatif dengan jurusan. Sehingga tidak hanya menyelesaikan kurikulum yang ada, tetapi bagaimana membuat sebuah proyek yang di situ nanti endingnya adalah hasil dari kolaborasi siswa, juga bapak-ibu guru di jurusan, dan juga bapak-ibu guru adaptif dan normatif.
“Misalnya, seperti contohnya adalah guru bahasa Inggris dengan guru jurusan teknik ototronik. Banyak sekali mesin-mesin secara instruksionalnya dan sebagainya itu menggunakan bahasa Inggris. Sehingga, membutuhkan sekali pendampingan dari guru bahasa inggris. Sehingga di situ guru bahasa Inggris dan ototronik kolaborasi untuk mengajar bersama-sama agar anak nanti ready dan siap ketika kerja ke industri. Karena memang yang menjadi kelemahan dan kendala anak-anak itu biasanya adalah di kemampuan bahasa,” ujar dia.
Program SMK PK juga turut mendukung pelaksanaan teaching factory (Tefa) di SMKN 5 Sukoharjo. Waka Kurikulum SMKN 5 Sukoharjo, Dian Mustikaningsih, mengungkapkan bahwa SMKN 5 Sukoharjo sebenarnya telah melaksanakan Tefa sejak dulu. Akan tetapi, dengan adanya program SMK PK ini tambah menguatkan pelaksanaan Tefa di SMKN 5 Sukoharjo.
“Adanya program SMK PK ini menjadi penguat dalam melaksanakan Tefa di sekolah. Saya berharap dengan pelaksanaan Tefa di sekolah dapat meningkatkan kompetensi siswa dan bisa merubah mindset siswa juga,” ungkap Dian Mustikaningsih.
Pelaksanaan Tefa di SMKN 5 Sukoharjo ini berbasis project based learning (PBL), di mana PT Estima Solo sebagai mitra industri memberikan proyek dan bahan dasar produk kepada sekolah yang kemudian dikerjakan oleh siswa di sekolah. Produk yang telah dibuat oleh siswa SMKN 5 Sukoharjo, seperti produk perakitan Sepeda Motor Listrik, Mobil Listrik, Laptop, LED Layar Datar, seperti disampaikan Ketua Kompetensi Keahlian Ototronik Sunaryo.S,Pd